Muhammad Samsun Isi Seminar Pendidikan dan Wawasan Kebangsaan

7 Desember 2024

SOSIALISASI : Muhammad Samsun Tegaskan Perlunya Tanamkan Nilai-nilai Pancasila Pada Generasi Muda Samsun Hadiri Seminar Pendidikan dan Wawasan Kebangsaan Sebagai Narasumber Bersama Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Samarinda

SAMARINDA - Anggota DPRD Kaltim Muhammad Samsun Hadir Sebagai Narasumber Seminar Pendidikan dan Wawasan Kebangsaan Bersama Para Dai dan Daiyah Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Samarinda di Hotel Harris Samarinda, Sabtu (07/12/2024) pagi.

Acara seminar yang bertemakan “Peran Para Dai dan Daiyah dalam Menjaga Kedaulatan dan Nilai pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia”, Hadir sebagai narasumber diantaranya Anggota DPRD Kaltim Muhammad Samsun, Ketua Badan Pembina Kampus Utama Hidayatullah Samarinda KH. Nursyamsya Hadis, Mewakili Kepala Badan Kesbangpol Kaltim Analis Kebijakan Ahli Muda Eko Susanto dan Moderator Sekretaris Kampus Hidayatullah Muslim MS.

Hadir pada acara seminar yakni, Anggota Badan Pembina Kampus Utama Hidayatullah Samarinda KH. Jamaluddin Ibrahim, Ketua Badan Pengurus Kampus Utama Hidayatullah Samarinda Muziburahman, Ketua DPW Hidayatullah Kaltim KH. Uswandi, Ketua Kampus Induk Hidayatullah KH. Hamzah Akbar, Ketua Yayasan Kampus Utama Hidayatullah Samarinda KH. Hizbullah Abdullah Said, Ketua PW Muslimat Hidayatullah Kaltim Erni Kartika.

Sebagai narasumber Muhammad Samsun berpendapat bahwa sosialisasi wawasan kebangsaan yang bertujuan untuk menanamkan pemahaman tentang Nilai pada Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia sangat penting dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat khususnya dikalangan generasi muda.

“Kegiatan ini sangat luar biasa dan bagus sekali sehingga saya punya banyak harapan terkait wawasan kebangsaan bahwa Negara kita ini tidak sertamerta kemudian berdiri dan ini tidak semua masyarakat terutama kalangan generasi muda yang sudah paham teknologi yang dimana referensinya banyak pada media sosial, hal ini hampir tidak memiliki kesempatan dan memiliki ruang untuk mengetahui terkait wawasan kebangsaan bahkan asal usul bangsa kita” paparnya.

Samsun mengatakan, masih terbilang cukup banyak masyarakat yang tidak paham wawasan kebangsaan sehingga perlunya edukasi sosialisasi terkait nilai-nilai Pancasila terus ditanamkan pada generasi penerus bangsa, sehingga tidak lupa pada jati diri sebagai warga Negara Indonesia dan mampu menghadapi berbagai tantangan perkembangan zaman.

“kita harus tetap menumbuhkan rasa kebangsaan kita, boleh berfikiran lebih modern dan pola yang berbeda tapi rasa nasionalisme dan kebangsaan kita sebagai bangsa Indonesia itu tidak boleh luntur sehingga bangsa Indonesia tetap ada. bayangkan jika generasi muda tidak ada kecintaan bagi bangsa Indonesia karena kecintaannya terhadap dunia yang modern dan teknologi maju ini bisa meruntuhkan dan membubarkan negara kesatuan Republik Indonesia dan ini yang menjadi tantangan kita,” ungkap Samsun.

Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan itu berharap para dai dan daiyah yayasan pondok pesantren hidayatullah di seluruh Kalimantan Timur mempunyai visi dan misi yang sama untuk menumbuhkan dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia agar tetap utuh dan terjaga.

“tentunya kami berharap kepada dai dan daiyah hidyatullah kita sama-sama untuk menjaga kesatuan republik Indonesia agar tetap utuh dan kamipun di DPRD kaltim terus berupaya semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang ada di kami, kami melakukan bersama Kesbangpol dan lembaga-lembaga lain untuk melakukan sosialisasi wawasan kebangsaan. lalu kemudian instansi pemerintah, sekolah-sekolah dan lembaga swasta sekalipun juga kita wajibkan untuk melakukan pendidikan pancasila kepada masyarakat, jika dilakukan terus menerus harapan kami tentunya pancasila menjadi dipahami dan dapat dilaksanakan oleh seluruh masyarakat sehingga kesatuan bangsa kita tetap terus terjaga,” tutupnya.(adv/hms12)

TULIS KOMENTAR ANDA
Berita Utama
Empat Muatan Lokal Program Kerja DPRD Jabar Pertimbangkan Diadopsi di Kaltim
admin 30 Januari 2025
0
Pansus Renja DPRD Kaltim melakukan kunjungan kerja ke DPRD Provinsi Jawa Barat, Kamis (30/1/2025). Rombongan dipimpin Wakil Ketua Pansus Renja Darlis Pattolongi dan anggota pansus Abdurrahman KA, dan diterima Plh Sekwan Jawa Barat, Kabag Persidangan dan Per UU Lis Rostiasih. Darlis Pattolongi menjelaskan pansus Renja mendapatkan beberapa gambaran yang dinilai penting untuk dapat diadopsi yakni berkaitan dengan muatan lokal. Terdapat empat muatan lokal di DPRD Jawa Barat yang bernama citra bakti, adi karya, Parlemen mengabdi dan hearing atau dialog. "Menjadi pertimbangan juga untuk memunculkan agar di Kaltim memunculkan muatan-muatan lokal yang bersifat melakukan pengayaan kinerja DPRD Kaltim kedepan, tentu saja tidak mengadopsi begitu saja tetapi disesuaikan dengan kondisi daerah Kaltim, bagaimana masyarakatnya, demografi dan jumlah penduduknya. Misalnya seperti Jawa Barat APBDnya Rp 31 triliun dengan 24 kabupaten/kota dan 50 juta penduduk, sedangkan APBD Kaltim Rp 21 triliun dan 10 kabupaten/kota dengan 3,5 juta penduduk. Jadi secara rasio Kaltim lebih besar, walaupun jumlah APBDnya lebih kecil tetapi jumlah daerah dan penduduknya lebih sedikit,"jelasnya. Ia mencontohkan adapun citra bakti ialah komunikasi setiap anggota terhadap seluruh perangkat daerah se-Jawa Barat. "Kalau reses kan itu komunikasi antara DPRD dengan konstituen atau masyarakat, kalau citra bakti komunikasi antara anggota DPRD dengan perangkat daerah. Jadi berimbang satu sisi aspirasi masyarakat didengar anggota dewan dan dilain sisi juga mendengarkan orientasi perangkat daerah jadi bisa sejalan," ucap Darlis. Politikus PAN itu menambahkan Adi Karya itu merupakan publikasi setiap bulan kerja-kerja anggota dewan sehingga menjadi motivasi atau stimulan bagi masing-masing anggota dewan. "Kalau anggota dewannya pasif apa yang dipublikasikan. Jadi ini juga motivasi bagi anggota dewan untuk menunjukkan kinerjanya,"tegasnya. Sedangkan hearing atau dialog merupakan kegiatan berbasis AKD seperti BK, Bapemperda, komisi, dan lainnya itu membuat kegiatan tiap bulan berupa dialog dengan kelompok-kelompok. Untuk Parlemen mengabdi dilakukan sekali dalam setahun dengan melibatkan publik dalam mengisi hari lahir pancasila dengan ide-ide kreatif seperti lomba-lomba. Jadi tiap provinsi ada muatan lokalnya masing-masing, dan ditegaskan Darlis bahwa tidak semua muatan lokal dapat diadopsi di Kaltim akan tetapi perlu dilakukan diskusi dan kajian untuk dinilai layak atau tidak diterapkan. (Hms7)