Komitmen Bantu Masyarakat, Reza Fachlevi dan Baharuddin Demmu Hadiri Musrenbangdes Handil Terusan

16 Agustus 2021

Anggota DPRD Kaltim Akhmed Reza Fachlevi dan Baharuddin Demmu menghadiri Musrenbangdes Handil Terusan, baru-baru ini
SAMARINDA. Menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) Handil Terusan, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara, yang digelar di tengah kebun sawit, kawasan Handil Terusan, Kamis (12/8) lalu. Anggota DPRD Kaltim Akhmed Reza Fachlevi dari Partai Gerindra menerangkan bahwa banyak sekali usulan masyarakat baik infrastruktur, pertanian dan lainnya. 

Ke depan, ia menegaskan tetap komitmen untuk membantu masyarakat di tempat ini. Termasuk usulan lampu jalan, bidang kesehatan dan pendidikan, Setidaknya, misalnya ada 10 usulan yang urgent, kita tetap akan prioritaskan sektor pertanian dan infrastruktur jalan. "Prinsipnya saya berharap, bisa berbuat dan berkarya nyata untuk masyarakat. Seperti di tahun ini, setidaknya ada 3 kegiatan dari hasil aspirasinya yang diturunkan ke Desa Handil Terusan," urainya.

Tak hanya itu, Ia berharap realisasi aspirasinya jumlahnya bisa ditingkatkan, untuk tahun 2022 mendatang. Selain Reza Fachlevi, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim Baharuddin yang juga hadir dalam kegiatan tersebut.  Bahar sapaan akrabnya, berharap usulan rakyat skala prioritas dicoba untuk kolaborasi bersama dengan berbagai elemen wakil rakyat agar usulan bisa terkabul.

“Rakyat memiliki wakilnya tentu ada harapannya. Semoga bisa berbuat lebih banyak dalam pembangunan di desa,” kata Politisi Partai Amanat Nasional ini dalam pertemuan yang juga dihadiri dari DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara Syarifuddin, Burhanudin, dan Baharuddin serta perwakilan dari DPR RI. (adv/hms5)
TULIS KOMENTAR ANDA
Berita Utama
Database Pertanian, Kunci Ketahanan Pangan Kaltim di Tengah Dinamika IKN
admin 22 November 2024
0
SAMARINDA. Hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) membawa dinamika baru bagi Kalimantan Timur (Kaltim). Salah satunya adalah melonjaknya kebutuhan pangan seiring pertumbuhan pesat jumlah penduduk. Namun, ambisi Kaltim menuju swasembada pangan menghadapi sejumlah tantangan mendasar. Salah satu ironi terbesar adalah penurunan produksi padi di tengah meningkatnya permintaan. Penyebabnya, tak lain adalah maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan area pertambangan. Hingga saat ini, Benua Etam masih bergantung pada suplai pangan dari daerah lain seperti Jawa dan Sulawesi. Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, tak memungkiri bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltim masih bertumpu pada sektor sumber daya alam, terutama pertambangan. Namun, ia meyakini bahwa Kaltim memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan, mengingat luasnya wilayah yang tersedia. Ananda menyoroti pentingnya pemerintah menyusun database yang komprehensif untuk memetakan potensi wilayah di Kaltim. la menilai, langkah ini menjadi fondasi penting untuk merancang cetak biru ketahanan pangan, terutama sebagai penyangga kebutuhan IKN. "Kita belum punya data konkret soal pertanian di setiap kabupaten/kota. Berapa luas lahannya? Bagaimana kualitas tanahnya, subur atau tidak? Cocoknya ditanami apa? Kalau kita punya database lengkap, saya yakin kita tidak perlu lagi mengandalkan pasokan dari luar. Kita bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri," ungkap Ananda. la menambahkan bahwa sejauh ini, Kutai Kartanegara (Kukar), Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU) sudah dikenal sebagai lumbung pangan di Kaltim. Namun, ia meyakini wilayah lain juga memiliki potensi serupa jika dikelola dengan baik. Ananda menekankan perlunya pemetaan menyeluruh dari hulu ke hilir. "Yang paling penting, mulailah dengan database. Setelah itu, pemerintah harus menjadikannya prioritas, dari pusat hingga kabupaten/kota. Selain fokus pada SDA, kita juga harus memastikan ketahanan pangan, terutama untuk kebutuhan kita sendiri," tuturnya. la juga mendorong pemerintah pusat memberikan perhatian lebih pada pengembangan food estate di Kaltim sebagai salah satu solusi strategis. Namun, ia mengingatkan agar kebijakan tersebut tetap berpihak pada kesejahteraan petani lokal. "Jika dilakukan dengan serius, food estate bukan hanya bisa memperkuat swasembada pangan, tapi juga meningkatkan kesejahteraan petani. Jadi, semua pihak harus bergandengan tangan untuk mewujudkan ini," pungkasnya. (adv/hms7)