SAMARINDA. Anggota DPRD Kalimantan Timur, Guntur, menegaskan pentingnya penguatan infrastruktur pertanian di Kutai Kartanegara (Kukar), yang telah dikenal sebagai penghasil terbesar beras dan sayuran di Kalimantan Timur.
Guntur menyampaikan, untuk meningkatkan produktivitas petani, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan musim, perlu ada pembangunan infrastruktur yang memadai, seperti embung, irigasi teknis, dan mekanisasi alat pertanian. “Produktivitas petani sangat bergantung pada infrastruktur yang memadai. Jika kebutuhan ini tidak segera dipenuhi, maka sulit untuk mencapai target swasembada pangan,” ungkap, Selasa (12/11/2024).
Kukar, yang selama ini mengandalkan tadah hujan dalam bercocok tanam, kini mulai bertransformasi dengan program pembangunan infrastruktur pertanian yang lebih modern. Salah satu program unggulan yang disorot adalah pembangunan embung dan saluran irigasi di berbagai desa, seperti di Loa Janan dan Muara Kaman.
Embung ini bertujuan untuk menampung air hujan yang dapat digunakan pada musim kemarau, memastikan para petani tidak bergantung hanya pada curah hujan. “Harapan kita, meskipun musim berganti, pertanian tetap bisa berjalan. Kami tidak ingin lagi tergantung pada hujan,” tegas Guntur.
Di samping itu, pemerintah daerah juga telah memperkenalkan alat mekanisasi pertanian modern yang dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada tenaga manual. Menurut Guntur, keberadaan alat-alat ini akan memotivasi lebih banyak petani untuk aktif dalam mencapai swasembada pangan di Kukar.
Guntur sangat optimis, dengan infrastruktur yang kuat, Kukar akan dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara mandiri, tanpa bergantung pada pasokan luar daerah.
Dengan langkah-langkah tersebut, sektor pertanian di Kukar diharapkan dapat menjadi tulang punggung ekonomi daerah yang berkelanjutan. “Ini adalah langkah besar kita menuju kemandirian pangan,” pungkasnya. (Adv/hms7)
Guntur menyampaikan, untuk meningkatkan produktivitas petani, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan musim, perlu ada pembangunan infrastruktur yang memadai, seperti embung, irigasi teknis, dan mekanisasi alat pertanian. “Produktivitas petani sangat bergantung pada infrastruktur yang memadai. Jika kebutuhan ini tidak segera dipenuhi, maka sulit untuk mencapai target swasembada pangan,” ungkap, Selasa (12/11/2024).
Kukar, yang selama ini mengandalkan tadah hujan dalam bercocok tanam, kini mulai bertransformasi dengan program pembangunan infrastruktur pertanian yang lebih modern. Salah satu program unggulan yang disorot adalah pembangunan embung dan saluran irigasi di berbagai desa, seperti di Loa Janan dan Muara Kaman.
Embung ini bertujuan untuk menampung air hujan yang dapat digunakan pada musim kemarau, memastikan para petani tidak bergantung hanya pada curah hujan. “Harapan kita, meskipun musim berganti, pertanian tetap bisa berjalan. Kami tidak ingin lagi tergantung pada hujan,” tegas Guntur.
Di samping itu, pemerintah daerah juga telah memperkenalkan alat mekanisasi pertanian modern yang dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada tenaga manual. Menurut Guntur, keberadaan alat-alat ini akan memotivasi lebih banyak petani untuk aktif dalam mencapai swasembada pangan di Kukar.
Guntur sangat optimis, dengan infrastruktur yang kuat, Kukar akan dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara mandiri, tanpa bergantung pada pasokan luar daerah.
Dengan langkah-langkah tersebut, sektor pertanian di Kukar diharapkan dapat menjadi tulang punggung ekonomi daerah yang berkelanjutan. “Ini adalah langkah besar kita menuju kemandirian pangan,” pungkasnya. (Adv/hms7)