Rusman Apresiasi Suksesnya Pelaksanaan MTQ ke 42 di Bontang Kafilah Kukar Raih Juara Umum, Bontang Juara Dua dan Samarinda Juara Tiga

8 Juni 2021

Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Ya’qub saat menghadiri malam malam penutupan MTQ ke-42 Kaltim di Arena Utama Lapangan Bessai Berinta Lang-lang Bontang, Selasa (8/5) malam.
BONTANG. Mewakili Ketua DPRD Kaltim, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaq’ub menyampaikan ucapan apresiasi kepada Pemkot Bontang yang sukses menjadi tuan rumah pada Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Ke-42 yang ditutup pada Selasa (8/6) malam.

Selain memberikan apresiasi, dirinya juga menyampaikan ucapan selamat kepada Kafilah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tampil sebagai juara umum dengan perolehan nilai 83. “Selamat kepada Kafilah Kukar yang sukses meraih juara umum pada MTQ tahun ini,” kata Rusman, sapaan akrabnya.

Suksesnya MTQ di Bontang kiranya dapat menjadi contoh bagi daerah yang mendapat giliran sebagai tuan rumah MTQ tahun berikutnya. “Sudah ditetapkan, Samarinda akan menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQ ke-43 tahun depan. Semoga pelaksanaannya nanti bisa berjalan dengan baik,” harap Politisi PPP ini.

Selain Kafilah Kukar, juara dua diraih oleh Bontang dengan perolehan nilai 74, dan Samarinda berhasil meraih juara tiga dengan perolehan nilai 70. Sementara itu, penutupan MTQ ke-42 kal ini, dilakukan langsung oleh Gubernur Kaltim Isran Noor.

Disampaikan Isran, MTQ bukan sekedar ajang perlombaan memperebutkan piala bergilir. Lebih dari itu, sebagai umat muslim harus mengembangkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an pada kehidupan sehari-hari. “Sehingga, sikap dan pergaulan kita di masyarakat dilandasi moral dan akhlaqulkarimah,” pungkasnya. (adv/hms6)
TULIS KOMENTAR ANDA
Berita Utama
Database Pertanian, Kunci Ketahanan Pangan Kaltim di Tengah Dinamika IKN
admin 22 November 2024
0
SAMARINDA. Hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) membawa dinamika baru bagi Kalimantan Timur (Kaltim). Salah satunya adalah melonjaknya kebutuhan pangan seiring pertumbuhan pesat jumlah penduduk. Namun, ambisi Kaltim menuju swasembada pangan menghadapi sejumlah tantangan mendasar. Salah satu ironi terbesar adalah penurunan produksi padi di tengah meningkatnya permintaan. Penyebabnya, tak lain adalah maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan area pertambangan. Hingga saat ini, Benua Etam masih bergantung pada suplai pangan dari daerah lain seperti Jawa dan Sulawesi. Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, tak memungkiri bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltim masih bertumpu pada sektor sumber daya alam, terutama pertambangan. Namun, ia meyakini bahwa Kaltim memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan, mengingat luasnya wilayah yang tersedia. Ananda menyoroti pentingnya pemerintah menyusun database yang komprehensif untuk memetakan potensi wilayah di Kaltim. la menilai, langkah ini menjadi fondasi penting untuk merancang cetak biru ketahanan pangan, terutama sebagai penyangga kebutuhan IKN. "Kita belum punya data konkret soal pertanian di setiap kabupaten/kota. Berapa luas lahannya? Bagaimana kualitas tanahnya, subur atau tidak? Cocoknya ditanami apa? Kalau kita punya database lengkap, saya yakin kita tidak perlu lagi mengandalkan pasokan dari luar. Kita bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri," ungkap Ananda. la menambahkan bahwa sejauh ini, Kutai Kartanegara (Kukar), Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU) sudah dikenal sebagai lumbung pangan di Kaltim. Namun, ia meyakini wilayah lain juga memiliki potensi serupa jika dikelola dengan baik. Ananda menekankan perlunya pemetaan menyeluruh dari hulu ke hilir. "Yang paling penting, mulailah dengan database. Setelah itu, pemerintah harus menjadikannya prioritas, dari pusat hingga kabupaten/kota. Selain fokus pada SDA, kita juga harus memastikan ketahanan pangan, terutama untuk kebutuhan kita sendiri," tuturnya. la juga mendorong pemerintah pusat memberikan perhatian lebih pada pengembangan food estate di Kaltim sebagai salah satu solusi strategis. Namun, ia mengingatkan agar kebijakan tersebut tetap berpihak pada kesejahteraan petani lokal. "Jika dilakukan dengan serius, food estate bukan hanya bisa memperkuat swasembada pangan, tapi juga meningkatkan kesejahteraan petani. Jadi, semua pihak harus bergandengan tangan untuk mewujudkan ini," pungkasnya. (adv/hms7)