Berita Utama

Berita Utama
Petani dan Nelayan Perlu Bantuan
moni 23 Februari 2021
589
Berita Utama
Warga Keluhkan Sulitnya Mendapatkan Air Bersih
moni 22 Februari 2021
763
Berita Utama
Warga Balikpapan Tengah Keluhkan Jalan, Drainase dan Longsor
moni 22 Februari 2021
722
Berita Utama
Dorong Bankeu Provinsi Bangun RS Muara Badak
moni 22 Februari 2021
601
Berita Utama
Bahas STS Muara Berau Komisi III Hadirkan KSOP
moni 16 Februari 2021
1588
Berita Utama
Samsun Kembali Terima Aspirasi Sejumlah Kepala Desa
moni 16 Februari 2021
622
Berita Utama
Semua Elemen Perlu Berperan Atasi Kerusakan Lingkungan Hidup
moni 15 Februari 2021
679
Berita Utama
Komisi I Fasilitasi Sengketa Lahan Warga dengan PT IBP
moni 15 Februari 2021
1355
Warga Keluhkan Sulitnya Mendapatkan Air Bersih
Berita Utama 22 Februari 2021
0
SAMARINDA. Persoalan air bersih untuk kebutuhan masyarakat Balikpapan masih menjadi keluhan utama saat Wakil Ketua DPRD Kaltim Sigit Wibowo melakukan serap aspirasi belum lama ini. Pasalnya, sejumlah wilayah, khususnya Balikpapan Tengah, Utara dan Barat belum bisa bisa menikmati air bersih yang seharusnya. Disampaikan Sigit, sapaan akrabnya, problem air bersih bukan hanya terjadi pada satu atau dua kampung. “Mereka (masyarakat) mengaku hanya dapat aliran air itu pada dini hari. Dan mayoritas daerah itu keluhannya sama,” terang dia. Hal mendasar yang menjadi persoalan air bersih dikatakan Sigit, dikarenakan terbatasnya ketersediaan sumber air bersih. “Saat saya berkomunikasi dengan pihak PDAM, memang kendalanya itu, sumber airnya minim. Jadi, ini yang harus dicarikan solusinya,” beber Ketua PAN Kaltim ini. Persoalan ini pun diakui Sigit telah dilakukan komunikasi lebih lanjut antara Pemkot Balikpapan dengan Pemprov Kaltim. “Nah, dari komunikasi dengan pihak PDAM, bahwa Pemkot Balikpapan telah mengusulkan dan ditindaklanjuti oleh PU Kaltim agar bisa memanfaatkan sumber air yang ada di Sepaku,” terangnya. Beda halnya untuk Wilayah Balikpapan Timur, Selatan dan Balikpapan Kota. Persoalan air bersih sudah dapat terpecahkan dengan adanya ketersediaan sumber air dari Waduk Teritip. Meskipun saat ini PDAM mengandalkan sumber air dari air tanah atau air bor. “Persoalannya sekarang, kalau hanya mengandalkan air dari sumur bor, tak diketahui sampai kapan sumber air bisa bertahan. Karena, jika PDAM terus mengambil dari air tanah, hal ini akan berdampak buruk pada kondisi tanah karena dapat tergerus,” jelas Sigit. (adv/hms6)