Jalan Sehat Sosialiasikan Pemilu dan Pilkada Tahun 2024

18 Desember 2023

JALAN SEHAT : Anggota Komisi II DPRD Kaltim Sapto Setyo Pramono Ketika Mengikuti Jalan Sehat Dalam Rangka Pemilu & Pilkada Tahun 2024
SAMARINDA. Anggota Komisi II DPRD Kaltim Sapto Setyo Pramono hadiri Jalan Sehat yang dilaksanakan KPU dalam rangka pemilu dan pilkada serentak tahun 2024 di Gor Kadrie Oening Sempaja, Minggu (17/23). 

“Jalan sehat ini diikuti seribu lebih warga. Alhamdulillah ramai sehingga pesan tentang hari H Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024 serta ajakan menjadi pemilih cerdas bisa didengar orang banyak,” ucap Sapto.

Ia pun berharap, kegiatan itu bertujuan tidak lain agar tingkat partisipasi masyarakat Kaltim terus meningkat dan pemerataan sosialisasi secara meluas sangat penting dilaksanakan terutama kepada masyarakat yang apatis terhadap penyelenggaraan pemilu. Sehingga tidak ada lagi alasan bahwa masyarakat tidak mengenal para calon pemimpinnya dan apa visi misinya.

“Saya sangat mengapresiasi semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini sehingga dapat terlaksana dengan kondusif dan harapan saya agar nantinya seluruh masyarakat dapat berpatisipasi mensukseskan pemilu serentak tahun depan,” tandasnya

Sementara itu, Pj Gubernur Kaltim yang dalam hal ini diwakilkan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Agus Hari Kesuma dalam sambutannya menyatakan bahwa bersama Forkompimda ingin memastikan terhadap dukungan-dukungan yang diberikan seperti dukungan kepada penyelenggara, dukungan data, dukungan pembiayaan, dukungan logistik, dukungan partisipasi pemilih, dukungan terhadap netralitas dan sebagainya dapat berjalan dengan baik. 

Acara ini turut dihadiri oleh Ketua KPU Prov Kaltim Rusdiansyah, Anggota KPU Prov Kaltim, Kombespol Anggi Yulianto Putro, Wakapolresta Samarinda AKBP Eko Budianto dan Kepala Dispora Kaltim Agus Hari Kesuma. (hms10)
TULIS KOMENTAR ANDA
Berita Utama
Database Pertanian, Kunci Ketahanan Pangan Kaltim di Tengah Dinamika IKN
admin 22 November 2024
0
SAMARINDA. Hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) membawa dinamika baru bagi Kalimantan Timur (Kaltim). Salah satunya adalah melonjaknya kebutuhan pangan seiring pertumbuhan pesat jumlah penduduk. Namun, ambisi Kaltim menuju swasembada pangan menghadapi sejumlah tantangan mendasar. Salah satu ironi terbesar adalah penurunan produksi padi di tengah meningkatnya permintaan. Penyebabnya, tak lain adalah maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan area pertambangan. Hingga saat ini, Benua Etam masih bergantung pada suplai pangan dari daerah lain seperti Jawa dan Sulawesi. Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, tak memungkiri bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltim masih bertumpu pada sektor sumber daya alam, terutama pertambangan. Namun, ia meyakini bahwa Kaltim memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan, mengingat luasnya wilayah yang tersedia. Ananda menyoroti pentingnya pemerintah menyusun database yang komprehensif untuk memetakan potensi wilayah di Kaltim. la menilai, langkah ini menjadi fondasi penting untuk merancang cetak biru ketahanan pangan, terutama sebagai penyangga kebutuhan IKN. "Kita belum punya data konkret soal pertanian di setiap kabupaten/kota. Berapa luas lahannya? Bagaimana kualitas tanahnya, subur atau tidak? Cocoknya ditanami apa? Kalau kita punya database lengkap, saya yakin kita tidak perlu lagi mengandalkan pasokan dari luar. Kita bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri," ungkap Ananda. la menambahkan bahwa sejauh ini, Kutai Kartanegara (Kukar), Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU) sudah dikenal sebagai lumbung pangan di Kaltim. Namun, ia meyakini wilayah lain juga memiliki potensi serupa jika dikelola dengan baik. Ananda menekankan perlunya pemetaan menyeluruh dari hulu ke hilir. "Yang paling penting, mulailah dengan database. Setelah itu, pemerintah harus menjadikannya prioritas, dari pusat hingga kabupaten/kota. Selain fokus pada SDA, kita juga harus memastikan ketahanan pangan, terutama untuk kebutuhan kita sendiri," tuturnya. la juga mendorong pemerintah pusat memberikan perhatian lebih pada pengembangan food estate di Kaltim sebagai salah satu solusi strategis. Namun, ia mengingatkan agar kebijakan tersebut tetap berpihak pada kesejahteraan petani lokal. "Jika dilakukan dengan serius, food estate bukan hanya bisa memperkuat swasembada pangan, tapi juga meningkatkan kesejahteraan petani. Jadi, semua pihak harus bergandengan tangan untuk mewujudkan ini," pungkasnya. (adv/hms7)