Warga Keluhkan Sulitnya Mendapatkan Air Bersih

Senin, 22 Februari 2021 775
Wakil Ketua DPRD Kaltim Sigit Wibowo bersama dengan masyarakat saat melakukan reses di Balikpapan belum lama ini
SAMARINDA. Persoalan air bersih untuk kebutuhan masyarakat Balikpapan masih menjadi keluhan utama saat Wakil Ketua DPRD Kaltim Sigit Wibowo melakukan serap aspirasi belum lama ini. Pasalnya, sejumlah wilayah, khususnya Balikpapan Tengah, Utara dan Barat belum bisa bisa menikmati air bersih yang seharusnya.

Disampaikan Sigit, sapaan akrabnya, problem air bersih bukan hanya terjadi pada satu atau dua kampung. “Mereka (masyarakat) mengaku hanya dapat aliran air itu pada dini hari. Dan mayoritas daerah itu keluhannya sama,” terang dia.

Hal mendasar yang menjadi persoalan air bersih dikatakan Sigit, dikarenakan terbatasnya ketersediaan sumber air bersih. “Saat saya berkomunikasi dengan pihak PDAM, memang kendalanya itu, sumber airnya minim. Jadi, ini yang harus dicarikan solusinya,” beber Ketua PAN Kaltim ini.

Persoalan ini pun diakui Sigit telah dilakukan komunikasi lebih lanjut antara Pemkot Balikpapan dengan Pemprov Kaltim. “Nah, dari komunikasi dengan pihak PDAM, bahwa Pemkot Balikpapan telah mengusulkan dan ditindaklanjuti oleh PU Kaltim agar bisa memanfaatkan sumber air yang ada di Sepaku,” terangnya.

Beda halnya untuk Wilayah Balikpapan Timur, Selatan dan Balikpapan Kota. Persoalan air bersih sudah dapat terpecahkan dengan adanya ketersediaan sumber air dari Waduk Teritip. Meskipun saat ini PDAM mengandalkan sumber air dari air tanah atau air bor.

“Persoalannya sekarang, kalau hanya mengandalkan air dari sumur bor, tak diketahui sampai kapan sumber air bisa bertahan. Karena, jika PDAM terus mengambil dari air tanah, hal ini akan berdampak buruk pada kondisi tanah karena dapat tergerus,” jelas Sigit. (adv/hms6)

 
TULIS KOMENTAR ANDA
Sinergi Atasi Ketimpangan Pembangunan Desa, DPRD Kaltim Hadiri Rapat Evaluasi Capaian IDM
Berita Utama 3 November 2025
0
TENGGARONG – Upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dalam mengatasi tantangan pembangunan di tingkat desa terus diintensifkan, khususnya terkait akses infrastruktur yang belum merata, ketimpangan layanan dasar, serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) desa.  Kondisi ini mendorong Pemprov Kaltim untuk fokus pada intervensi kebijakan yang terarah demi meningkatkan status desa. Sebagai bentuk dukungan dan pengawasan, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kaltim, Fuad Fakhruddin, hadir dalam Rapat Monitoring dan Evaluasi (Monev) Fasilitasi Pembahasan Capaian Status Indeks Desa (IDM) di Provinsi Kaltim Tahun 2025.  Acara yang digagas oleh Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Kaltim ini diselenggarakan di Grand Fatma, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), pada hari Senin (3/11/2025). Dalam sambutannya, Fuad Fakhruddin menekankan bahwa sinergi legislatif dan eksekutif dalam evaluasi IDM yang mencakup dimensi sosial, ekonomi, dan ekologi sangatlah penting.  Melalui evaluasi ini yang kemudian menurutnya dapat mengukur status kemajuan desa (sangat tertinggal hingga mandiri) dan mengoptimalisasi keakuratan data Indeks Desa sebagai tolok ukur utama. “Kami dari DPRD Kaltim sangat mendukung penuh dan siap bersinergi,” ucap Fuad. Komitmen kolaboratif lintas sektor dan lintas wilayah ini disampaikan Fuad sangat dibutuhkan mengingat pentingnya kolaborasi guna mempercepat transformasi ekonomi-sosial desa. "Kami di legislatif berkomitmen untuk menjadikan data IDM sebagai panduan dalam menyusun kebijakan anggaran. Tidak ada lagi desa yang terabaikan. Peningkatan status desa adalah kunci keberhasilan pembangunan Kaltim secara keseluruhan," tutup Fuad Fakhruddin. Lebih lanjut, diharapkan hasil Monev ini menjadi dasar kuat bagi perencanaan pembangunan desa dalam dokumen strategis daerah. Pada akhirnya, upaya ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Desa, demi mencapai tujuan akhir yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desadan mewujudkan pembangunan yang adil dan berkelanjutan hingga ke pelosok Kaltim. (Hms11)