Reza Fachlevi dan Eddy Sunardi Pimpin Komisi IV DPRD Kaltim

14 Maret 2022

Komisi IV DPRD Kaltim Dipimpin Akhmed Reza Fachlevi didampingi Sekretaris Komisi Eddy Sunardi Darmawan melaksanakan Rapat Internal guna menyelaraskan program kerja, Rabu (9/3)
SAMARINDA. Resmi memimpin Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi baru-baru ini melaksanakan rapat internal bersama anggota Komisi IV.

Didampingi Sekretaris Komisi IV Eddy Sunardi Darmawan yang juga baru terpilih menjadi wakil ketua komisi, rapat sengaja diagendakan guna mengupayakan penyelarasan program kerja. Selain itu membahas sejumlah pekerjaan rumah Komisi IV masih perlu dilanjutkan.

“Tentunya ada beberapa agenda yang berkaitan dengan mitra-mitra Komisi IV seperti seperti Dinas Pendidikan, Kesehatan, Tenaga Kerja dan mitra komisi lainnya. Kita akan terus koordinasikan, akan kita lihat seperti perkembangannya kedepannya,” Ungkap Ketua Komisi IV Akhmed Reza Fachlevi usai melakukan rapat komisi IV perdana dikepimpinannya.

Lebih lanjut, hasil rapat Komisi IV diantaranya pekan depan Senin dan Selasa 14-15 Maret mengagendakan rapat kerja dengan Forum Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan Kaltim, Disnakertrans serta beberapa mitra terkait.

Untuk diketahui, Akhmed Reza Fahlevi dan Eddy Sunardi Darmawan masuk perubahan nama-nama baru dalam Alat Kelengkapan DPRD Kaltim pada Rapat Paripurna beberapa waktu lalu. Selain keduanya, Puji Setyowati juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim.

Sementara itu, anggota lain yang bertugas di Komisi IV DPRD Kaltim yaitu Rusman Ya’qub, Abdul Kadir Tappa, Salehuddin, Yenni Eviliana, Sukmawati dan Fitri Maisyaroh. (adv/hms5)
TULIS KOMENTAR ANDA
Berita Utama
Database Pertanian, Kunci Ketahanan Pangan Kaltim di Tengah Dinamika IKN
admin 22 November 2024
0
SAMARINDA. Hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) membawa dinamika baru bagi Kalimantan Timur (Kaltim). Salah satunya adalah melonjaknya kebutuhan pangan seiring pertumbuhan pesat jumlah penduduk. Namun, ambisi Kaltim menuju swasembada pangan menghadapi sejumlah tantangan mendasar. Salah satu ironi terbesar adalah penurunan produksi padi di tengah meningkatnya permintaan. Penyebabnya, tak lain adalah maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan dan area pertambangan. Hingga saat ini, Benua Etam masih bergantung pada suplai pangan dari daerah lain seperti Jawa dan Sulawesi. Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, tak memungkiri bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltim masih bertumpu pada sektor sumber daya alam, terutama pertambangan. Namun, ia meyakini bahwa Kaltim memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan, mengingat luasnya wilayah yang tersedia. Ananda menyoroti pentingnya pemerintah menyusun database yang komprehensif untuk memetakan potensi wilayah di Kaltim. la menilai, langkah ini menjadi fondasi penting untuk merancang cetak biru ketahanan pangan, terutama sebagai penyangga kebutuhan IKN. "Kita belum punya data konkret soal pertanian di setiap kabupaten/kota. Berapa luas lahannya? Bagaimana kualitas tanahnya, subur atau tidak? Cocoknya ditanami apa? Kalau kita punya database lengkap, saya yakin kita tidak perlu lagi mengandalkan pasokan dari luar. Kita bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri," ungkap Ananda. la menambahkan bahwa sejauh ini, Kutai Kartanegara (Kukar), Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU) sudah dikenal sebagai lumbung pangan di Kaltim. Namun, ia meyakini wilayah lain juga memiliki potensi serupa jika dikelola dengan baik. Ananda menekankan perlunya pemetaan menyeluruh dari hulu ke hilir. "Yang paling penting, mulailah dengan database. Setelah itu, pemerintah harus menjadikannya prioritas, dari pusat hingga kabupaten/kota. Selain fokus pada SDA, kita juga harus memastikan ketahanan pangan, terutama untuk kebutuhan kita sendiri," tuturnya. la juga mendorong pemerintah pusat memberikan perhatian lebih pada pengembangan food estate di Kaltim sebagai salah satu solusi strategis. Namun, ia mengingatkan agar kebijakan tersebut tetap berpihak pada kesejahteraan petani lokal. "Jika dilakukan dengan serius, food estate bukan hanya bisa memperkuat swasembada pangan, tapi juga meningkatkan kesejahteraan petani. Jadi, semua pihak harus bergandengan tangan untuk mewujudkan ini," pungkasnya. (adv/hms7)