SURABAYA — Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawasan terhadap program revitalisasi jalan provinsi, Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) melaksanakan kunjungan kerja ke DPRD Jawa Timur (Jatim), Jumat (3/10/2025).
Kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat peran legislatif dalam pengawasan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Dalam pertemuan tersebut, Komisi III DPRD Kaltim menggelar diskusi intensif dengan jajaran DPRD Jatim, membahas kebijakan, strategi, dan praktik terbaik dalam perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan pembangunan jalan.
Jawa Timur dipilih sebagai lokasi benchmarking karena dinilai berhasil mengintegrasikan pembangunan jalan dengan tata ruang wilayah, serta memiliki sistem pengawasan dan evaluasi berlapis yang didukung teknologi.
Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Abdulloh, menyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan memperkaya referensi pengawasan di Kaltim, terutama dalam menghadapi tantangan seperti kerusakan jalan akibat beban kendaraan berlebih, keterbatasan anggaran, dan koordinasi lintas sektor yang belum optimal. “Kami ingin belajar dari pengalaman Jawa Timur, khususnya dalam skema pendanaan, teknologi konstruksi, dan pelibatan dunia usaha dalam menjaga kualitas jalan,” ujar Abdulloh.
Ia menegaskan bahwa revitalisasi jalan bukan semata soal infrastruktur fisik, tetapi juga menyangkut aksesibilitas, keadilan pembangunan, dan keberlanjutan. “Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah pembangunan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” tegasnya.
Dalam sesi diskusi, Komisi III juga menyoroti pentingnya indikator keberhasilan program revitalisasi, sistem monitoring real-time, serta strategi penyelesaian masalah sosial dan pembebasan lahan. DPRD Jatim memaparkan sejumlah inovasi, termasuk penggunaan teknologi ramah lingkungan dan pendekatan kolaboratif dengan sektor industri dan masyarakat.
Selain aspek teknis, Komisi III turut mendalami isu-isu non-teknis yang kerap menjadi hambatan pembangunan, seperti penyelesaian konflik sosial dan pembebasan lahan. Peran dunia usaha, khususnya sektor pertambangan, perkebunan, dan industri, didorong agar lebih aktif dalam menjaga kualitas jalan yang mereka manfaatkan.
Kegiatan benchmarking ini menghasilkan sejumlah rekomendasi yang akan dibawa ke rapat kerja bersama mitra pemerintah daerah di Kaltim, sebagai bahan evaluasi dan penyusunan program kerja tahun anggaran mendatang. (adv/akb)