Balikpapan – Komisi IV DPRD Kalimantan Timur melakukan uji petik terhadap progres fisik sejumlah proyek pendidikan yang dibiayai oleh APBD Tahun Anggaran 2025, Jumat (3/10/2025). Kegiatan ini menyasar lima titik pembangunan di Kota Balikpapan, termasuk pembangunan unit sekolah baru SMKN 7, gedung SMA Muhammadiyah 2, ruang kelas baru SMAN 7 dan SMAN 4, serta peninjauan lahan calon SMAN 10.
Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud, Ketua Komisi IV Baba, dan Sekretaris Komisi IV Darlis Pattalongi, didampingi anggota Komisi IV lainnya, Damayanti, Agusriansyah Ridwan, Syahariah Mas’ud, dan Agus Aras. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Armin, Kabid SMK Surasa, Kabid SMA Jasni, serta jajaran staf Disdikbud Kaltim turut hadir mendampingi.
Dalam peninjauan tersebut, Baba menyampaikan bahwa secara umum progres pembangunan menunjukkan tren positif. “Alhamdulillah, rata-rata sudah berjalan semua. Mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu sesuai kontrak,” ujarnya.
Namun, perhatian khusus diberikan pada proyek pembangunan ruang kelas baru di SMAN 7 Balikpapan, yang berlokasi di Lamaru. Baba menilai proyek tersebut mengalami deviasi negatif sejak awal pelaksanaan. “Progres fisik baru satu koma sekian persen, padahal sudah berjalan satu bulan. Saya pesimis ini tidak sesuai harapan,” tegasnya.
Komisi IV mengidentifikasi sejumlah faktor penyebab keterlambatan, antara lain lemahnya manajemen projek, ketidaksiapan kontraktor dalam menguasai medan kerja, serta kemungkinan kendala finansial.
Berbeda dengan SMAN 7, proyek pembangunan di SMKN 7 dan SMA Muhammadiyah 2 dinilai memiliki potensi besar untuk rampung sesuai jadwal. Ia menyebutkan, SMKN 7 pelaksana proyek dinilai berpengalaman dan telah menyiapkan material secara optimal. “Insya Allah bisa selesai. Struktur tiang panjang juga aman untuk pengembangan dua lantai ke atas,” jelas Baba.
Sementara itu, pembangunan di SMA Muhammadiyah 2 di Karang Joang, telah mencapai lantai dua dan tinggal melanjutkan ke lantai tiga. Progres fisik disebut telah mencapai 65 persen. “Kalau kontraktor konsisten, empat lokal itu bisa selesai,” ujarnya.
Komisi IV DPRD Kaltim merekomendasikan agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan proyek, khususnya di titik-titik yang menunjukkan deviasi negatif. Evaluasi terhadap kinerja kontraktor perlu dilakukan secara berkala agar pengerjaan dapat rampung sesuai target. “Target akhir tahun adalah 23 Desember. Kami optimis sebagian besar bisa selesai,” tutup Baba.
Pada kegiatan uji petik tersebut, Damayanti, menyoroti pentingnya perencanaan bangunan sekolah yang mengakomodasi pertumbuhan kebutuhan ruang kelas secara berkelanjutan. Ia menekankan bahwa konstruksi gedung sekolah harus dirancang untuk menopang pengembangan vertikal minimal tiga hingga empat lantai.
“Kalau kita bicara kebutuhan jangka panjang, maka struktur bangunan harus kuat untuk naik ke atas. Minimal tiga sampai empat lantai agar bisa menampung pertumbuhan jumlah siswa setiap tahun,” ujar Damayanti.
Menurutnya, pendekatan vertikal bukan hanya efisien dari sisi lahan, tetapi juga strategis dalam menghadapi dinamika demografi dan urbanisasi di kota-kota besar seperti Balikpapan. Ia meminta Dinas Pendidikan dan para kontraktor agar mempertimbangkan aspek daya dukung struktur sejak tahap awal perencanaan agar tidak terjadi pemborosan anggaran di masa mendatang. (hms4)